Indonesia
Arabic
Lainnya
Pengunjung
Kunjungi Website Baru Kami http://tazhimussunnah.com
بـــسم الله الرحمن الرحــــيم
Berdo'alah, Pasti Allah Kabulkan Do'amu !
21 Februari 2008 21.50
Allah Subhaana wa Ta`aala :
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ) (البقرة:186)

Artinya : “Apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka jawablah sesungguhnya Aku dekat, Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepadaKu, maka hendaklah mereka memenuhi segala perintahKu dan hendaklah beriman kepadaKu agar mereka selalu dalam kelurusan (QS. Al Baqaroh : 186).

Makna ayat :
Ayat ini merupakan jawaban pertanyaan sebahagian sahabat yang bertanya kepada Nabi Shollallahu `alaihi wa Sallam, mereka berkata : wahai Rasulullah Shollallahu `alaihi wa Sallam apakah Robb kita dekat?, maka kita akan bermunajat kepadaNya. Apakah Ia jauh sehingga kami memanggilNya?

Kemudian turunlah Rasulullah Shollallahu `alaihi wa Sallam :
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ
Artinya : “Apabila hamba-hambaku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka jawablah sungguh Aku dekat.”

Sesungguhnya Allah Subhaana wa Ta`aala mengintai dan menyaksikan, mengamati atas yang tersembunyi dan tertutup, Allah Subhaana wa Ta`aala mengetahui 2 mata yang berkhianat dan apa yang tersirat didada-dada, juga Allah Subhaana wa Ta`aala dekat dengan orang yang meminta-Nya di kabulkan-Nya permohonannya, oleh karena itulah Allah Subhaana wa Ta`aala berfirman :

أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَان
Artinya : “Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepadaKu“

Dan do’a ada 2 jenis : Do’a `ibadah dan Do’a mas’alah (kebutuhan / hajat seorang hamba).
Dan dekatnya Allah Subhaana wa Ta`aala ada 2 jenis : Dekatnya Allah Subhaana wa Ta`aala dengan `ilmu-Nya terhadap segala seluruh mahluk, dan dekatnya Allah Subhaana wa Ta`aala dengan hamba-hamba-Nya dan orang yang berdo’a dalam bentuk pengkabulan do’a, pertolongan-Nya, taufik-Nya.

Maka barang siapa yang berdo’a dengan hati yang hadir disertai do’a-do’a yang disyar`iatkan, dan tidak ada penghalang untuk terkabulnya do’a, seperti makan yang haram dan sejenisnya, pasti Allah Subhaana wa Ta`aala akan memenuhi janji-Nya untuk mengabulkan do’anya. Apalagi secara khusus ia datang dengan sebab-sebab dikabulkannya do’a tersebut, tidak lain dan tidak bukan yaitu melaksanakan perintah Allah Subhaana wa Ta`aala dan meninggalkan larangan-Nya secara ucapan maupun perbuatan, dan beriman kepada-Nya, yang keseluruhan itu dalam rangka memenuhi seruan Allah Subhaana wa Ta`aala, maka pasti wajib Allah Subhaana wa Ta`aala akan kabulkan do’anya, maka oleh sebab itu Allah Subhaana wa Ta`aala berfirman :

فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
Artinya : “Maka hendaklah mereka memenuhi segala perintahKu dan hendaklah beriman kepadaKu agar mereka selalu berada dalam kelurusan.“

Maksudnya mereka memperoleh petunjuk yang ia merupakan hidayah untuk iman dan amal-amal sholih, serta disingkirkan dari mereka kejelekan yang menafikan iman dan amalan-amalan sholih, sebab beriman kepada Allah Subhaana wa Ta`aala dan menjawab seruan dan perintah-Nya adalah sebab untuk memperoleh ilmu sebagaimana firman Allah Subhaana wa Ta`aala :

Artinya : “Wahai orang-orang beriman apabila kalian bertaqwa, maka Allah Subhaana wa Ta`aala memberikan bagi kalian furqan (pembeda). “

Sumber bacaan : “Tafsir as Sa’adiy halaman 87 terbitan Mua’ssasah ar Risalah cet, 2002 Beirut.
Diterjemahkan oleh : Abu Zubair Aceh.

Sumber : Buletin Jum'at Ta'zhim As-Sunnah Edisi X Jumadi Tsani 1428 H

Label:

.: Saat ini ada pengunjung online :.
Penunjuk Waktu
Streaming Radio

Mutiara Salaf

 

 

 

 

 

 

Ushul As-Sunnah menurut kita adalah :

“Berpegang teguh kepada perkara yang dahulu diamalkan oleh para Shahabat Rasulullah Shallallahu 'laihi wa sallam dan meneladani mereka, meninggalkan bid'ah karena semua bentuk bid'ah adalah sesat, meninggalkan perdebatan dan duduk-duduk bersama pengikut hawa nafsu serta meninggalkan pertengkaran, perdebatan dan berbantah-bantahan dalam Dien" ( Ushul As-Sunnah Imam Ahmad Rahimahullahu)

 

 

 

 

 

 

 

Ibnu Mas’ud Radliyallahu 'Anhu berkata :

“Ikutilah dan jangan berbuat bid’ah! Sebab sungguh itu telah cukup bagi kalian. Dan (ketahuilah) bahwa setiap bid’ah adalah sesat.” (Syarh Ushul I'tiqad Ahlussunnah wal Jama'ah Al-Laalikai)

 

 

 

 

 

 

 

Ibnu Mas’ud Radliyallahu 'Anhu berkata :

“Sederhana dalam As Sunnah lebih baik daripada bersungguh-sungguh di dalam bid’ah.” (Syarh Ushul I'tiqad Ahlussunnah wal Jama'ah Al-Laalikai)

 

 

 

 

 

 

 

Al Auza’i Rahimahullahu Ta'ala berkata :

“Berpeganglah dengan atsar Salafus Shalih meskipun seluruh manusia menolakmu dan jauhilah pendapatnya orang-orang (selain mereka) meskipun mereka menghiasi perkataannya terhadapmu.” (Asy syari’ah 63)

 

 

 

 

 

 

 

Statistik
Temukan Artikel
Ta'zhimus-Sunnah Duri © 1428 H/2007 Powered by Blogger | Template by Free Templates | Free Domain | Freedomain co.cc

CO.CC:Free Domain